Tragedi
maghrib
Apunghijau.blogspot.com
Angin berhamburan menghembuskan kesejukannya di
waktu itu. Menambah kemesraan persahabatan kedua makhluk yang lagi kelaparan.
Sebut saja mereka berdua upin-ipinnya Indonesia—ngarep banget--.
Saat itu mereka berdua lagi berbincang-bincang
di salah satu acara yang gak ada penontonnya sama sekali, yaitu acara diam bareng yu. Acara yang gue yakin pasti kagak bakalan ada
penontonnya sama sekali. Haaa haaaaa haaaa –ketawa sambil jungkir balik--
Fokus...!!!
Sampe kelupaan, perkenalkan nama gue Luthfi.
Gue adalah salah satu mahasiswa yang ada di Faklutas Dakwah dan Komunikasi di
IAIN Antasari Banjarmasin. Dan teman gue yang satunya yang nagrep banget
disebutin namanya yaitu Azhar, yang sialnya dia satu fakultas ama gue. Tapi untungnya
kami beda lokal – langsung sujud sukur—
Hari itu, saat dipenghujung waktu ashar gue dan
dia lagi asik ngobrol-ngobrol gak jelas. Sampai-sampai kami gak nyadar perut
yang udah berjam-jam gak dikasi makan, mulai ngambek gak karuan. Kami tetap
cuek dengan hal itu, yang terpenting buat kami adalah masalah perbincangan kami
ini cepat selesai—bingungkan, sama gue juga--.
Akhirnya, sampailah kami di bab sholat. Kok
bisa...ya iyalah obrolan kami mulai dari awal emang gak karuan. Permasalahan
kali ini memang agak rumit dan nyebelin banget. Gue yang mulai cerita. Kata gue
“ey, loe
pernah gak ngerasain mau kentut saat loe sholat”. Dia langsung nyahut dengan ekspresi yang
sangat wah, yang menandakan bahwa dia memang sering ngerasain kejadian ini “ iya.....gue pernah, rasanya pengen nahan tapi
gak tega”.
“tunggu, ga......gak tega, maksudnya?” dengan wajah sedikit mengerutkan bibir
Dia berjalan 2 langkah ke depan dan dengan ekspresi
setengah memalingkan wajahnya ke arah gue, dengan gaya coolnya dia menjawab “ karna, diakan imut dan ngegemesin. Masa mau
keluar pas saat sholat. Kan imut banget” penyakit kecherry cherrybellannya mulai
kambuh.
Sumpah, gue dengar kata-kata itu rasanya pengen
ketawa sambil guling-guling kayak kambing guling. Karna memang gue KAGAK PAHAM
MAKSUDNYA. Tapi sebagai teman sejati gue berusaha untuk menafsirkan itu—walaupun
nilai tafsir gue masih jelekL-- dan gue hargailah usaha dia buat menghibur
gue yang memang dari satu minggu sebelumnya lagi dilanda duka yang teramat
dalam. Karena......TUGAS KULIAH GUE NUMPUK DAN PANGGILAN MANGGUNG GUE BANYAK
BANGET –ngareep--.
Mega merah sudah mulai nampak. Alarm pertanda
waktu sholat maghrib sudah datang. Waktunya kami bergegas untuk mengambil air
wudhu. Tapi pertanda tidak baik pun tiba, ada masalah di bagian perut gue. “mati gue......!!! bisa berabe bila gue sholat
dengan keadaan perut yang penuh dengan angin ini” batin gue. Karena gue berpikir gimana pas
rokaat terakhir tanpa ada komando, si pengendali angin mengeluarkan jurusnya
yang artinya gue mesti ngulangin lagi tuh sholatnya. Gue tiba-tiba pandang
wajah si Azhar yang tersenyum gak jelas, sialnya bukannya mengurangi masalah yang
ada ini malah makin memperparah sakit perut gue. “aduh......gusti....tolong jangan sekarang”.
Tapi, untung gue ikut Perserikatan Gunung
Teletubis yang memberikan gue ilmu yang di beri nama “Penahan Pusaran Angin chiin” yang mampu menahan sakit perut dalam waktu
yang telah ditentukan. Gue seketika tertolong dengan jurus itu. Tapi entah
kenapa efek sampingnya langsung kerasa. Azhar sobat gue serasa menahan sesuatu.
Padahal sejak awal dia nggak ngerasa apa-apa. Gue ambil kesimpulan ternyata
efeknya langsung bisa terasa kepada orang lain. Gue akuin jurus ini is
amazing banget, tapi melihat sobat gue yang sakit perut rasa iba itu
muncul. Langsung gue foto dia dan upload ke fb dengan massage“ jalinan kasih, bantu saudara kita yang sedang
sakit perut ini. Kirimkan rujak, es krim, ataupun asam-asaman yang membantu memulihkan
sakit perut ke alamat fb gue. Trimakasih” –sebenarnya gue ngomong apa sih, gak jelas”
Next, gue sambil nahan tu sakit perut, ngerasa
mulai ada yang lebih gak beres lagi. Yaitu jadwal nyapu di asrama belum gue
kerjain. “tidaaaakkkk............ya Allah, cobaan apa lagi ini..” –tiba-tiba kamera ngeshoot wajah gue dari atas sambil muter-muter
dengan background hujan deras--. Karena gue baru masuk di asrama daerah gue,
dan sebagai calon penghuni asrama maka gue harus ngikuti persyaratan ini. Selanjutnya, gue mau ngambil tas gue di
ruangan LP2BPI --salah satu tempat curhat buat dia yang lagi ada masalah—yang tempatnya dekat dengan tempat kami ngobrol
tadi dan setelah itu langsung pulang.
Sambil berjalan menuju ruangan, gak disangka Kejadian
unik yang tak terduka pun muncul. Ada seekor kucing dengan wajah yang gak
berekspresi sama sekali ngeliat kami berjalan berdua. Tanpa kami sadari
berhasil mengusik ketenangan si kucing walaupun sebenarnya kami nggak ada
maksud mengganggu. Si kucing spontan bersiap-siap dengan langkah tegap maju
untuk pergi, mungkin gara-gara keGeeRan takut dimintai tanda tangan. Melihat
kejadian itu gue sebagai seorang pecinta kucing langsung pengen nangkap itu
kucing. Tapi entah kenapa saking gak maunya diajak main, dia langsung panik nggak
karuan, seolah-olah kayak koruptor yang mau ditangkap tim KPK –aseeekk--. Semakin dekat gue dengannya semakin
membuat si kucing linglung. Karena dia bingung mau kabur kemana, padahal
dibelakangnya ada jalan yang berkramik, dan di sebelah kirinya ada ruangan yang
ingin aku tuju tapi tertutup dan di sebelah kanannya ada sejenis kolam yang
dalamnya sampai mata, mata kaki maksudnya. Kesihan nasib si kucing, dengan
wajah tegang dia seketika bingung, bingung ama dirinya sendiri. Apakah
sebenarnya dia ini seekor kucing atau makhluk tuhan yang paling seksi atau
seekor ikan. Tanpa berpikir panjang dia langsung meloncat ke kanan, yang
artinya dia memilih zonknya sendiri.
“maaf sekali kucing, anda memilih zonk anda
sendiri” kata
uya kuya. Dan serempak kami teriak” gak bisa tidur, gak bisa tidur, gak bisa tidur”. Kucingpun dengan segenap kekuatan, berenang
ala kadarnya dan mencoba untuk bangkit—bagai lagu Rumor”Butiran Debu”--. Dengan
kesedihannya yang paling dalam, si kucing beranjak pergi setelah kecebur di
dalam kolam itu. Akhirnya gue nagmbil kesimpulan bahwa, jangan memilih jalan
yang salah, sebenarnya jalan yang benar itu adalah Islam. –masyaallah, tumben gue bijak dan GAK NYAMBUNG
SAMA SEKALI--.[]
Sekian cerita gue yang ala kadarnya 90oC.
Pasti loe pikir, cerita apaan ini. Kalo loe mau tau sebenarnya gue juga mikir begitu.
Tapi karena ini untuk menunjang penulisan gue –masih pemula ceritanya— dan ini pun penulisan gue yang pertama, jadi
ya inilah hasilnya. So, gue akan terus belajar lagi agar tulisan gue semakin
mudah dicerna pembaca dan mudah dimengerti dan smoga loe semua kagak gila
setelah membaca ini.
Sekian